Warga Gaza Tolak Evakuasi: Lebih Baik Mati Daripada Pergi
arnews – Lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza utara kini Cuma punya waktu kurang dari 24 jam, setelah Israel pada Jumat (13/10) mendesak evakuasi warga Gaza ke Wilayah Selatan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel baru akan memulai balas dendam, setelah serangan tak terduga milisi Hamas pada Sabtu (7/10).
Dilansir Reuters, Perserikatan Bangsa bangsa (PBB) menyebut puluhan ribu warga Gaza diperkirakan sudah bergerak ke Selatan mengikuti perintah Israel. Sementara 400 ribu orang lainnya telah mengungsi beberapa hari sebelumnya, setelah gempuran tak henti militer Israel.
Meski puluhan ribu telah pindah, sebagian lainnya memilih tetap tinggal.
“Kematian lebih baik daripada pergi,” kata Mohammad, seorang warga Gaza saat berbicara di depan sebuah gedung yang hancur imbas gempuran Israel.
Masjid-Masjid di sekitar Gaza juga menyiarkan pesan: “Pertahankan rumahmu,” pertahankan tanahmu.”
Pasca peringatan evakuasi Israel, PBB dan oraganisasi internasional lain memperingatkan akan terjadinya bencana jika begitu banyak orang terpaksa mengungsi. PBB juga mendesak blockade untuk dicabut, agar bantuan kemanusaan bisa masuk.
“Kami membutuhkan akses kemanusiaan segera di seluruh Gaza, sehingga kami bisa mendapatkan bahan bakar, makanan dan air bagi semua orang yang membutuhkan. Bahkan perang pun ada aturannya,” kata Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres.
Sementara itu juru bicara PBB Stephanie Dujarric mengatakan mustahil warga Gaza untuk pindah ke Selatan, tanpa menumbulkan “konsekuensi kemusiaan yang buruk”.
“Jeratan bagi penduduk sipil Gaza semakin ketat. Bagaimana 1.1 juta orang bisa berpindah melintasi zona perang padat peduduknya dalam waktu kurang dari 24 jam,” tulis Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths di media sosial.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pemindahan paksa itu bisa menjadi pengulangan peristiwa 1948, saat ratusan ribu warga Palestina melarikan diri dan diusir dari wilayah yang sekarang menjadi milik Israel.
Gaza adalah salah satu tempat terpadat di muka Bumi, dan untuk saat ini tidak ada jalan keluar. Selain blockade Israel, Mesir juga menolak seruan untuk membuka perbatasannya dengan Gaza.