UNIFIL Tetap Bertahan di Lebanon Meski Diserang Israel
arnews – Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) menegaskan tetap berada di Lebanon selatan meskipun mendapat serangan dari tentara Israel.
Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti mengatakan serangan Israel terhadap UNIFIL dengan peluru tank dan tembakan senjata ringan telah menyebabkan dua tentara terluka.
“Jelas, ini mungkin salah satu peristiwa atau insiden paling serius yang telah kita saksikan dalam 12 bulan terakhir,” kata Tenenti dalam sebuah wawancara, dikutip, dari Reuters.
Sebanyak 50 negara telah sepakat terus mengerahkan lebih dari 10.400 tentara perdamaian antara Sungai Litani di utara dan perbatasan yang diakui PBB antara Lebanon dan Israel yang dikenal dengan blue line di selatan.
“Kami berada di sana karena Dewan Keamanan (PBB) telah meminta kami untuk berada di sana. Jadi kami akan tinggal sampai situasi tidak memungkinkan bagi kami untuk beroperasi,” kata Tenenti.
Sebuah Tank Israel menembaki menara pengawas di markas utama UNIFIL, di Naqoura pada Kamis (10/10). Serangan itu melukai dua personel UNIFIL yang merupakan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Terkait serangan ini, Israel telah mengakui bahwa pihaknya melancarkan serangan di wilayah Naqoura.
Militer beralasan serangan itu diluncurkan lantaran milisi Hizbullah beroperasi dari dalam dan di sekitar area sipil di Lebanon selatan, termasuk area dekat pos-pos UNIFIL.