arnews – Berhenti di bahu jalan tol harus tetap waspada supaya tidak membahayakan pengguna jalan. Ada tip aman bagaimana berhenti di bahu jalan tol.
Untuk diketahui bahu jalan tol tidak bisa sembarangan digunakan untuk berhenti. Jalur iii hanya bisa dipakai untuk berhenti jika ada kondisi darurat seperti mengalami mogok, kecelakaan, atau lainnya.
Perlu dipahami bahu jalan yang berada di area paling kiri jalan tol berdampingan langsung dengan rumija (ruang milik jalan) berupa tanah kosong, rerumputan, dan pagar pembatas.
Apabila mobil mengalami kendala dan hendak memanfaatkan bahu jalan makan disarankan untuk menurunkan kecepatan dan memberi lampu sen ke arah kiri sembari memperhatikan kondisi sekitar.
Kemudian setelah berhenti sesegera mungkin aktifkan lampu hazard. Sesuai aturan yang berlaku pasang segitiga pengaman sebagai tanda bagi pengguna jalan tol lainnya dengan jarak sekitarr 50 meter.
Jarak 50 meter itu diperlukan agar pengguna jalan lain dapat menganalisa keberadaan Anda yang tengah berhenti. Disarankan pengemudi dan penumpang dilarang berkeliaran di belakang mobil, atau samping kanan bahu jalan.
Aturan berhenti di bahu jalan tol diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol tertulis jelas apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di bahu jalan.
Pada pasal 41 ayat 2 penggunaan bahu jalan diatur sebagai berikut:
- Digunakan bagi arus lalu lintas pada keadaan darurat
- Diperuntukkan bagi kendaraan yang berhenti darurat
- Tidak digunakan untuk menarik/menderek/mendorong kendaraan
- Tidak digunakan untuk keperluan menaikkan atau menurunkan penummpang, dan (atau) barang dan (atau) hewan
- Tidak digunakan untuk mendahului kendaraan
Kondisi kendaraan berhenti darurat di antaranya berheti sebentar karena keadaan disebabkan mogok, menertibkan muatan, gangguan lalu lintas atau gangguan fisik pengemudi.
Apabila gangguan atau maslah tersebut sudah teratasi, pengemudi harus segera menjalankan mobil
