Tawaran Masuk Polisi Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Dikritik
arnews – Institute for security and Strategic Studies (ISESS) mengkritik pernyataan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo yang menawarkan anak korban tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, untuk menjadi anggota Korps Bhayangkara.
Pengamat kepolisian dari ISESS Bambang Rukminto menilai tawaran Lstyo tidak proposional dan terasa kurang mendidik.
“Terlepas dari niat baik yang patut kita hargai, pola-pola pemberian janji-janji dan harapan seperti ini tidak proporsional dan tidak mendidik dengan cara yang benar,” kata Bambang dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (4/10).
Bambang menegaskan saat ini yang jauh lebih penting bagi polisi adalah segera mengusut tuntas penyebab utama insiden maut di Stadion Kanjuruhan. Menurutnya hal itu akan lebih melegakan keluarga korban ketimbang tawaran masuk polisi.
Bambang juga mengingatkan bahwa yang tidak kalah penting adalah memastikan rekrutmen polisi berjalan professional dan bukan didasari rasa belas kasih.
“Yang terpenting saat ini adalah mengusut tuntas akar masalah penyebab kematian 125 orang suporter Arema dalam tragedi kanjuruhan,” katanya.
Sebelumnya, Listyo sempat berkunjung ke rumah salah satu korban meninggal tragedi Kanjuruhan. Ia menyampaikan secara langsung dukacita yang mendalam dan menawarkan anak korban masuk polisi.
Adapun dalam tragedi Kanjuruahan, tercatat ada 125 orang meninggal sunia versi pemerintah. Sementara data baru versi Posko Postmortem Crisis Center pe Selasa pukul 02.00 WIB korban tewas mencapai 133 orang.