arnews.id
arnews.id Media Online

Super Langka, Lipsik Kuno Dintemukan Dalam Botol Berusia 4.000 Tahun

295

arnews – Tim arkeolog menemukan sebuah lipstik di dalam botol batu berusia 4.000 tahun di wilayah tenggara Oran. Apakah ini lisptik pertama di dunia?

Para arkeolog menyebut temuan langka ini mungkin merupakan contoh lipstik paling awal yang didokumentasikan dan dianalisis secara ilmiah.

Dalam sebuah studi yang terbit di jurnal Scientific Reports, para peneliti mengatakan lebih dari 80 persen sampel yang dianalisis terdiri dari mineral yang menghasilkan warna merah tua, terutama hematit.

Campuran tersebut mengandung mengarit dan braunit, yang memiliki warna gelap, serta jejak mineral lain dan zat lilin yang terbuat dari sayuran dan zat organik lainnya.

“Baik intensitas mineral pewarna merah maupun zat lilin, secara mengejutkan sepenuhnya kompetibel dengan resep lispstik kontenporer,” kata para penulis studi tersebut.

Penulis utama studi Massimo Vidale yang merupakan arkeolog di Departemen Warisan Budaya universitas Padua di Italia, menyebut timnya tidak mengensampingkan kemungkinan kosmetik tersebut digunakan dengan cara lain. Misalnya, perona pipi.

Namun dia mengatakan watna merah tua yang homogen, senyawa yang digunakan dan bentuk botolnya, “menunjukkan bahawa itu digunakan pada bibir.”

Vidale mengatakan ini adalah satu contoh pertama dari kosmetik kuno berwarna merah yang dipelajari, meski tidak jelas alasan kosmetik yang menyerupai lipstik jarang ditemukan dalam catatan arkeologi.

“Kami tidak tahu, untuk saat ini. Warna merah tua yang kami temukan adalah yang pertama kali kami temui, sementara beberapa alas bedak dan perona mata yang berwarna lebih terang telah diidentifikasi sebelumnya,” katanya, dikutip dari CNN.

Joan Fletcher, pfofesor di departemen arkeologi University ot York, menyebut penggunaan hematit telah didokumentasikan pada palet kosmietik batu dari zaman Neolitikum akhir, serta pada bejana kosmetik Mesir Kuno.

Soal apakah botol dari Iran adalah lisptik pertama di dunia, ia menyebut “semua tergantung pada apa yang sebenarnya digunakan oelh penemuan baru ini.”

“Ada kemungkinan isi botol itu digunakan sebagai pewarna bibir. Tapi bisa juga digunakan untuk memberi warna pada pipi, atau tujuan lain, meskipun botol itu terlihat seperti tabung lipstik modern,” kata Fletcher yang terlibat dalam penelitian ini.

Di sisi lain, Laurence Totelin, profesor sejarah kuno di School of History, Archaeology and Religion di Cardiff university yang mengkhususkan diri pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan kedokteran Yunani dan Romawi, menilai sangat masuk akal artefak itu adalah lipstik.

“Seperti yang ditunjukan oleh penulis, resepnya tidak berbeda dengan resep modern. Warna merah tua juga merupakan warna yang kita harapakan untuk risasan bibir,” kata Totelin yang juga terlibat dalam penelitian ini.

“Meski begitu, bahan-bahannya juga sering ditemukan dalam persiapan obat-obatan kuno, dan botolnya memiliki bentuk tidak konsisten dengan penggunaan farmasi,” katanya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.