Situasi Makin Mencekam, Haiti Kini Dikuasai Bos Gengster
arnews – Haiti makin mencenkam dan kacau usai Perdanan Menteri Ariel Henry mengundurkan diri.
Negara pun kini dukuasai geng yang membuat kekacauan.
Port, au Prince, Ibukota Haiti, jadi kota yang sunyi. Suara helikopter jadi pertandan ada orang yang beruntung mampu meninggalkan kota.
Dari laporan CNN, situasi memburuk sejak bulan lalu, eks PM Henry yang terkepung memutuskan kabur, kemudian mundur. Namun, tidak jelas siapa yang mengisi jabatannya dan kapan.
Masyarakat masih takut untuk kelaur dari rumah. Kota dipenuhi pertempuran antara polisi dan geng. Suara tembakan dan kepulan asap menjadi sebuah kebiasaan sehari-hari.
Semua jalan menuju luar kota diblokir oleh geng. Begitu juga dengan kases ke pelabuhan dan bandara internasional. Toko-toko kelontong kehabisan makanan. SPBU kehabisan bahan bakar. Rumah sakit kekurangan stok kantung darah.
Satu-satunya alat transportasi yang bisa masuk adalah helikopter evakuasi swasta. Beberapa pilot menuturkan ratusan orang memasukkan nama mereka dalam daftar untuk meninggalkan ibukota melalui udara.
“Sejauh ini yang saya ketahui, seluruh kota dijalankan oleh geng,” kata seorang pilot, dikutip dari CNN.
Hanya saja mungkin hanya sedikt yang bisa keluar dari kota. Pasalnya, menyewa helikopter biayanya mencapai lebih dari US$10 ribu. Sedangkan sebagian besat pendapatan penduduknya kurang dari US$4 per hari.
Dengan biaya semahal itu, tak ada jaminan terbang melalui zona perang. Para pilot tidak bisa memastikan kapan penerbangan berikutnya bisa dilakukan.
“Saat Anda mendengar ping, ping peluru, Anda tidak ingin melakukannya lagi,” kata Pilot lain.
Haiti dilanda krisis sejak awal Maret ketika geng-geng menyerukan pendunguran diri Perdana Menteri Henry dan pemerintahnnya. Untuk kali pertama, geng dan koalisi yang bersaing mulai membuat kekacauan terkoordinasi di berbagai wilayah.