arnews – Inggris tengah didera krisi pangan yang cukup parah, sampai-sampai sejumlah pasar swalayan besar di negara itu harus membuat kebijakan membatasi jumlah buah dan sayur yang dapat dibeli warga.
Terbaru, jaringan swalayan Lidl pada Selasa (28/2) mengikuti jejak pesaingnya untuk membatasi pembelin sayur dan buah.
Juru bicara Lidl di Inggris mengatakan, bahwa pasukan sayur dan buah swalayan itu sebenarnya baik-baik saja, tampi mereka membatasi pembelian karena permintaan meningkat. Seperti dikutip dari CNN.
Beberapa pekan sebelumnya, setidaknya enam jaringan swalayan besar di inggris sudah lebih dulu menerapkan pembatasan pembelian sayur dan buah.
Jaringan ritel pangan terbesar di Inggris, Tesco, membatasi penjualan hinggal pelanggan hanya diperbolehkan membeli masing-masing tiga tomat, mentimun, dan paprika.
Swalayan Inggris ramai-ramai membatasi pembelian sayur dan buah warga karena permintaan meningkat pesat dalam Beberapa bulan belakangan, Sementara stok menipis.
Harga bahan pangan di pasaran pun melonjak dalam empat pekan hingga 19 Februari. Merujuk pada data Kantar, Angka itu naik 17,1 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Ini merupakan inflasi harga pangan tertinggi Sejak perusahaan Kantar mulai mencatat data pada 2008 silam.
Kepala unit data konsumen dan ritel Kantar, Frase McKevitt, mengatakan kenaikan harga ini sangant berdampak pada kehidupan warga yang sebelumnya saja sudah kesulitan.
“Riset terbaru kami menunjukan inflasi harga pangan menjadi isu finansial kedua yang paling penting bagi public setelah harga energi,” kata McKevitt.
Pemerintah Inggris dan sejummlah swalayan berpendapat krisis ini terjadi akibat cuaca buruk di negara-negara pengekspor pangan, seperti Spanyol dan Maroko.
Namun, petani juga menyalahkan kendala lainnya, seperti biaya energi, juga kekurangan tenaga hingga batasan perdagangan akibat Brexit.