Rusia Kembali Lancarkan Serangan Udara Ke Kyiv
arnews – Ledakan keras terdengar di Kyiv, Ukrina pada Kamis (18/5) pagi waktu setempat. Pejabat militer kota itu mengatakan serangan itu memicu kebakaran di sebuah bangunan non-perumahan.
Belum diketahui cakupan serangan Rusia terhadap ibu kota Ukraina itu, dan belum ada informasi langsung mengenai korban jiwa.
Ini adalah kesembilan kalinya dalam bulan ini Rusia menyerang Kyiv Lewat udara. Hal ini indikasi peningkatan eskalasi serangan setelah berminggu-minnggu tidak ada serangan.
Ukraina diprediksi akan balas menyerang menggunakan persenjataan canggih yang baru saja dipasok Barat.
Serangan tersebut dilakukan oleh pesawat-pesawat pengebom strategis dari wilayah Kaspia yang kemungkinan menggunakan rudal balistik. Rusia juga mengerahkan pesawat-pesawat pengintai di atas Kota Kyiv.
Kepala Administrasi Militer Kyiv Serhih Popko mengatakan bahwa semua rudal Rusia itu kini telah dihancurkan.
Popko mengungkapkan puing-puing jatuh di dua area distrik dan api si sebuah kompleks bengkel berhasil dipadamkan. Ia juga mengatakan sejauh ini tidak ada informasi mengenai korban jiwa.
Sementara juru bicara administrasi militer Odesa Serhiy Bratchuk mengatakan, ada satu orang tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan rudal Rusia di wilayah selatan Odesa.
“Sebagian besar rudal musuh Ditembak jatuh di atas laut oleh Pasukan Pertahanan Udara. Sayangnya, sebuah objek industry terkena. Satu orang tewas, dua lainnya terluka,” kata Bratchuk melalui sebuah pesan di Telegram.
Awal pekan ini, pertahanan udara Ukraina, yang didukung oleh sistem canggih yang dipasok oleh Barat, menggagalkan serangan udara Rusia di Kyiv dan menembak jatuh semua rudal yang ditunjukan ke ibu kota.
Juru bicara Angkatan udara Ukraina Yurii Ihnat menyebut pengebom tersebut menargetkan lokasi-lokasi di seluruh Ukraina. Rusia juga menggunakan enam rudal hipersonik aero-balistik Kinzhal dalam serangan itu.
Menurutnya, senjata itu merupajan senjata yang paling banyak ditembakan.
Rudal balistik yang digunakan pada Kamis (18/5) tampaknya merupakan tipe X-101 dan X-55 yang dikembangkan pada masa Uni Soviet.
Sementara rudal hipersonik yang digunakan sebelumnya telah berulang kali disebut-sebut oleh Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi keunggulan kompetitif mereka dan merupakan salah satu senjata paling canggih milik negaranya.
Rudal-rudal itu sulit dideteksi dan dicegah karena kecepatan hipersonik dan kemampuan manuvernya.
Sistem pertahanan udara Barat yang canggih, termasuk rudal Patriot buatan Amerika, telah membantu Kyiv terhindar dari kehancuran yang sempat terjadi di sepanjang garis depan utama di bagian timur dan selatan negara itu.
Sementara sebagian besar pertempuran darat mengalami kebuntuan di sepanjang garis depan, dengan kedua belah pihak menargetkan wilayah lain dengan senjata jarak jauh.