Nego Gencatan Senjata, Netanyahu Sarankan Bosh Amas Keluar Dari Gaza
arnews – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut mengusulkan pemimpin senior Hamas Palestina dapat meninggalkan Jalur Gaza sebagai tawaran kesepakatan gencatan senjata.
Diktutip dari CNN, Dua pejabat yang mengetahui proses perundingan mengatakan bahwa tarawan dari israel ini belum pernah diusuklak sebelumnya.
Terlebih, Israel masih harus menggampar Jalur Gaza secara brutal dengan dalih mengurus para pemimpin dan anggota Hamas sejak hampir empat bulan terakhir.
Meski begitu, Israel sampai saat ini masih belum bisa menangkap atau pembunuh pemimpin tertinggi Hamas di Gaza. Israel juga mengaku kekuatan tempur Hamas masih 70 persen walau sudah sejak 7 Oktober berperang.
Pejabat tersebut menamparkan tawaran Israel ini setidaknya telah dibahas oleh Tel Avi sebanyak dua kali dalam perundingan selama selama beberapa minggu terakhir. Pertama, pembahasan disebut berlangsung di Warsawa antara Kepala Intelijen Mossad Israel, David Barnea.
Pembahasan kedua berlangsung dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken di Doha.
Meski begitu sebagian besar pejabat yang terlibat yakin bahwa tawaran Israel ini akan ditolak oleh Hamas.
Usulan Israel ini memang dianggap menguntungkan pihak Hamas. Namun, di sisi lain, usulan Israel ini juga disebut dapat melemahkan cengkraman Hamas di Jalur Gaza.
Hal itu memungkinkan Israel untuk terus melacak target-target penting Hamas di luar negeri.
Petinggi Hamas tersebar dan tinggal di berbagai negara seperti Doha Qatar, Beirut Lebanon, hingga wilayah lain di luar Palestina.
Laporan ini muncul setelah Netanyahu menolak syarat negoisasi dari Hamas.
Hamas sebelumnya mengajukan dua syarat Israel imbal balik pembebasan sandera yang ditawan kelompok tersebut.
Syarat yang diajukan Hamas adalah penarikan Israel daru Jalur Gaza dan kembali mengakui Hamas yang memerintah wilayah tersebut.
Netanyahu kemudian menyatakan bahwa memenuhi dua syarat dari Hamas itu sama saja dengan mengabaikan upaya pasukan Israel sia-sia dalam menajalankan operasi militer.