NATO: Rusia Tak Punya Hak Tolak Keanggotaan Ukraina
arnews – Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg menegaskan Rusia sama sekali tak punya hak untuk menolak Ukraina untuk bergabung dengan bloknya.
Menurut Stoltenberg, semua sekutu NATO sudah menyetujui Ukraina menjadi Anggota blok tersebut.
“Semua sekutu juga setuju Ukraina akan menjadi anggota aliansi, dan semua sekutu setuju bahwa NATO dan Ukraina yang berhak memutuskan kapan Ukraina akan menjadi anggota,” kata Stoltenberg kepada wartawan menjelang pertemuan informal pada Menteri luar negeri NATO di Olso, Norwegia, Kamis (1/6).
“Moskow tak memiliki hak veto terhadap perluasan keanggotaan NATO. Tetapi yang paling penting, semua sekutu bahwa tugas yang paling penting mendesak dan penting sekarang adalah memastikan ukriana menang sebagai negara yang berdaulat dan merdeka,” katanya, dikutip dari CNBC.
Dalam kesempatan itu, Stoltenberg juga menyerukan adanya tindakan di saat perang Rusia dengan Ukraina berakhir, untuk menjamin keamanan Kyiv. Ia meminta NATO memastikan sejarah tidak akan terulang kembali, serta pola agresi Rusia terhadap Ukraina benar-benar berakhir.
Menanggapi pernyataan Stoltenberg, Presiden Ukrian Volodymyr Zelensky menyambut baik dukungan tersebut. Ia menegaskan kembali Kyiv berharap bisa segera menerima undangan resmi NATO untuk bergabung.
“Apa yang sangat penting adalah masa depan kami di Uni Eropa, dan Ukraina siap untuk berada di NATO. Kami sedang menunggu kapan NATO akan siap menjadi tuan rumah serta untuk melihat dan menerima Ukraina,” katanya kepada wartawan di luar KTT Komunitas Politik Eropa di Moldova, kamis (1/6).
Meski Stolteberg telah mengumumkan keanggotaan Ukraina di NATO, para diplomat negara anggota blok justru risau dengan hal ini. Amerika Serikat, terutama, enggan melangkah lebih jauh dari janji yang dibuat pada 2008, yang menyatakan Ukraina suatu haru akan menjadi anggota NATO.
Pasalnya, bergabung dengan NATO artinya Ukraina akan dilindungi klausul pertahanan kolektif Pasal 5 aliansi. Aturan itu mewajibkan semua anggota membantu mempertahankan enggota lain jika diserang. AS tentu saja tidak ingin harus berurusan dengan Rusia.
Rusia sendiri sudah memperingatkan tindakan provokatif maupun campur tanga napa pun dari negara-negara Barat terhadap urusan Rusia akan dinilai sebagai seruan perang.