arnews – Produsen mobil listrik asal Vietnam, VinFast akan memulai ppembangunan pabrik mereka senilai US$4 miliar atau setara hampir Rp60 triliun di Amerika Serikat. Pabrik itu rencanya akan mulai dibangun di North Carolina pada minggu depan.
Pembangunan pabrik di AS itu merupakan salah satu strategi VinFast untuk memperluas pasar di AS.
Tahun lalu, VInFast yang mulai beroperasi pada 2019, sudah mengumumkan rencana untuk membangun pabrik di AS. Pihaknya menargetkan mulai beroperasi pada tahun 2015, setahun lebih lambat dari rencana awal.
“Ketika mulai beroperasi, pabrik akan menjadi pemasok utama kendaraan listrik VInFast ke pasar Amerika Utara,” kata Thuy Le, kepada VinFast Auto, dikutip dari Reuters, Kamis (20/7).
Fase pertama proyek ini mencangkup investasi sebesar USD2 miliar di sebuah pabrik yang mampu memproduksi 150.000 kendaraan per tahun.
Pabrik ini bakal terdiri dari dua area utama: produksi dan perakitan kendaraan listrik. Kompleks ini juga akan menampung bisnis pemasok tambahan.
Proyek ini telah menerima izin dasar untuk memulai konstruksi tahap pertama. Perusahaan meyakini ketika kompleks manufaktur mulai beroperasi, pabrik VinFast akan membuat ekosistem pemasok da membantu menghasilkan ribuan pekerjaan baru.
Vinfast adalah salah satu dari beberapa perusahaan rintisan mobil listrik yang berjuang untuk mempertahankan pijakan saat pemimpin pasar Tesla dan BYD China terlibat dalam perang harga pada saat pertumbuhan permintaan yang tampaknya melambat di pasar utama.
VinFast sudah mengirimkann mobil listrik mereka ke California pada bulan Maret sebelumnya, VinFast juga telah menerima janji sebesar US$2,5 miliar dari pendiri dan perusahaan induknya untuk mendorong ekspansi ke luar negeri.
Pabrikan otomotif ini telah mengajukan penawaran umum perdana ke AS dengan harapan mengumpulkan dan untuk pabriknya di Carolina Utara, tetapi pada bulan Mei mengumumkan akan go public melalui merger dengan perusahaan akuisisi tujuan Khusus (SPAC) Balck Spade Acquisition Co.
Sebelumnya, pada bulan Maret tahun ini VInFast mengungkap bakal menunda operasi produksi mobil listrik di AS hingga 2025.
Anak perusahaan konglomerat Vinggroup JSC ini sebelumnya menggemborkan keinginan mendirikan pabrik mobil listrik. Pendirian pabrik di lahan seluas 712 hektare itu diumumkan pada Maret 2022 dengan target realisasi pada Juli 2022.