arnews – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebar nyamuk Wolbachia di lima kota di Indonesia, mulai dari Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.
Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes Ngabila Salama mengatakan hal itu sesuai dengan Surat Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan demam berdarah Denue (DBD).
“Lima kota penerapan inovasi Wolbachia sesudah Yogyakarta sesuai SK Kemenkes RI: Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, Kupang,” kata Ngabila dalam keterangannya, Senin (20/11).
Ngabila menegaskan bahwa manusia tidak dijadikan kelinci percobaan pada program tersebut. Bahkan, tidak dilakukan rekayasa genetic pada nyamuk.
“Karena Wolbachia bakteri alamiah pada serangga, dan tentunya ramah lingkungan karena tidak mengganggu ekosistem atau siklus hidup mikroorganisme lain,” jelasnya.
Ngabila menyebut Wolbachia dapat membuat nyamuk aedes aegypty menjadi mandul dan tidak menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Dengan demikian, orang yang terjungkit DBD nantinya akan jauh berkurang.
Ia menjelaskan siklus kenaikan kasus DBD di DKI Jakarta terjadi per tiga tahun yakni 2016, 2019, dan 2022. Jumlah kasus per bulan saat tidak puncak kasus rata-rata berkisar 200 hingga 300 kasus.
“Sedangkan saat puncak kasus berkisar 400-600 kasus,” ucap Ngabila.
Sebelumnya, Kemenkes mengungkapkan Teknologi Wolbachia untuk menurunkan penyebaran DBD sudah terbukti di sembilan negara.
Negara yang dimaksud adalah Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, Kaledonia Baru dan Sri Lanka.