arnews.id
arnews.id Media Online

Jabodetabek Waspada Cuaca Ekstrem

49

arnews – Pakar Klimatologi BRIN Erma Yulihastin mengungkap hujan yang mengguyur wilayah Jabodetabek Senin malam (17/3) berpotensi awet hingga Selasa pagi (18/3). Simak penyebabnya.

Erma, dalam cuitannya, mengungkap saat ini terdapat Bibit Siklon Tropis 91S kembali terbentuk di dekat Pulau Christmas selatan Banten. Bibit ini memicu potensi hujan yang kuat dari Lampung hingga Jakarta.

“Bibit siklon tropis 91S kembali terbentuk di dekat Pulau Christmas selatan Banten, memicu propagasi hujan yang kuat dari Lampung ke Serang-Tangerang-Jakarta malam ini. Hujan berpotensi awet hingga esok pagi. Huder [hujan deras] juga terpantau di Pemalang, Purworejo, Klaten, Ponorogo,” ungkap Erma dalam cuitannya di X, Senin (17/3).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mewanti-wanti agar warga Jabodetabek mewaspadai potensi cuaca ekstrem imbas kemunculan Bibit Siklon Tropis 91S.

BMKG, dalam keterangannya, mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.

Menurut BMKG, keberadaan Bibit Siklon Tropis 91S di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat, yang dipadukan dengan aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan per 17 Maret pukul 07.00 WIB, Bibit Siklon Tropis 91S bergerak ke barat-barat daya menjauhi Indonesia dengan kecepatan angin 15 knots (28 km/jam) dan tekanan 1010 hPa. Potensi berkembang dalam 24 jam ke depan masih rendah, namun Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa berpotensi hujan sedang hingga lebat.

Sementara itu, aktivitas MJO di Samudra Hindia bagian barat akan bergerak ke fase 3 dalam sepekan.

“Fenomena ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Indonesia bagian barat hingga tengah. Kombinasi Bibit Siklon Tropis 91S dan MJO berpotensi memicu cuaca ekstrem terutama di Sumatera bagian selatan dan Jawa, yang mengalami perlambatan serta pertemuan angin,” demikian keterangan BMKG.

Leave A Reply

Your email address will not be published.