Executive Laboratorium Inovasi Pemkot Cilegon, Lahirkan 50 Inovasi Ide Baru
Cilegon, arnews – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Cilegon terus melakukan upaya kepada Sumber Daya Manusia (SDM) pada perangkat daerah, guna terbiasa melakukan terobosan – terobosan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Inovasi dibutuhkan dalam rangka memperbaiki bahkan meningkatkan kualitas, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelayanan publik, karena melalui inovasi dapat diciptakan sistem, metode, serta teknologi yang dapat menurunkan biaya, mempersingkat waktu layanan, memangkas birokrasi, dan yang terpenting adalah memberikan kemudahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik.(7/11)
Kegiatan pelayanan publik telah diatur pemenuhannya berdasarkan regulasi yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kesejahteraan masyarakat. Dan salah satu tujuan dari kebijakan publik adalah peningkatan kualitas pelayanan publik. Pemerintah telah menerapkan program One Agency One Institution sejak tahun 2014, sebagai pemicu bagi setiap lembaga Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah agar mampu memproduksi inovasi pada institusi masing – masing.
Dan untuk tercapainya indeks inovasi daerah dengan status kota inovatif serta dalam rangka melaksanakan program Pemerintah One Agency One Institution itulah, Pemerintah Kota Cilegon melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappedalitbang), melakukan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam menciptakan ide, mengelola dan mengembangkan inovasi daerah. Berkenaan dengan hal tersebut, Bappedalitbang menggelar Executive Laboratorium Inovasi. Executive Laboratorium Inovasi ini, di ikuti oleh para pejabat esselon II, khususnya para kepala OPD dilingkungan pemerintah kota Cilegon. Para kepala OPD diberikan materi drum up inovasi, oleh Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Administrasi Negara, Tri Widodo Wahyu Utomo . Dalam paparannya, Tri Widodo menyampaikan bagaimana cara melakukan inovasi dalam birokrasi, menjelaskan upaya memulai inovasi, mempertahankan dan mengembangkan inovasi, berbagai jenis inovasi dan tantangan serta inkompatibiltas dengan sistem yang ada di birokrasi.
Metode coaching yang dilakukan oleh Tim Inovasi Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI) serta keseriusan peserta dalam menciptakan ide baru berinovasi, berhasil lahirkan 50 inovasi ide baru pada Executive Laboratorium Inovasi yang dilaksanakan selama tiga hari. Yang kemudian kepala OPD diminta untuk memaparkan ide inovasinya yang di review oleh Kepala Pusat Inovasi Administrasi Negara, Hartoto.
Hasil dari Executive Laboratorium Inovasi yang dilaksanakan itu diharapkan agar OPD bekerja tidak menggunakan cara – cara biasa, namun dapat menggagas terobosan baru untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat. Tidak hanya itu, namun dengan mengedepankan energi positif dalam melayani masyarakat, dan dengan lahirnya ratusan bahkan ribuan inovasi baru, dapat lebih cepat mewujudkan kota Cilegon itu kota yang modern, yaitu kota yang adaptif dengan teknologi, memiliki kelengkapanfasilitas umum, tingkat kesejahteraan yang baik, serta tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi tidak hanya itu, tetapi Cilegon harus berdiri sejajar dengan kota – kota modern lainnya
Sedangkan tujuan digelarnya Executive Laboratorium Inovasi oleh Bappedalitbang Kota Cilegon itu adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan budaya kerja inovasi dilingkungan perangkat daerah, kemudian fasilitasi dan pendampingan dalam penyelenggaraan inovasi, pembentukan kerjasama dalam pengembangan inovasi dan diseminasi guna mengukur, juga menyebarluaskan hasil inovasi yang telah dilakukan tehadap stakeholder dan masyarakat luas. (ADV/sy)