arnews – Presiden Turki Tayyip Erdogan menyampaikan kepada Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak melalui telepon pada Senin (16/10) bahwa negara-negara Barat harus menahan diri dari “lamgkah-langkah provokatif” terkait konflik Israel-Palestina.
Erdogan juga mengatakan kepada Sunak negara-negara Barat harus mengingat janji-janji yang tidak ditepati kepada Palestina dan melakukan apa yang diperlukan.
Pernyataan Erdogan itu disampaikan lewat lembaga Kepresidenan Turki melalui platform media sosial X (dulu Twitter) pada Selasa (17/10), sepeti dikutip datti The New Arab.
Dikatakan kedua kepala negara itu juga membahas penyelesaian “krisis kemanusiaan yang parah” di Gaza, Palestina.
Jalur Gaza telah berada di bawah pemboman Israel sejak kelompok militan Hamas melancarkan seranan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober 2024.
Setidaknya lebih dari 2.800 warga Palestina tewasm dan sekitar 11.000 lannya terluka akibat serangan mematikan yang terus dilakukan Israel ke Jalur Gaza, wilayah yang dikuasai Hamas.
Sejak konflik tersebut, Turki baru-baru ini bergabung dengan Mesir dalam menolak pengasingan warga Palestina dari tanah air mereka, menyusul serangan Israel yang terus terjadi di Gaza, serta perintah Negeri Zionis itu agar warga Gaza dievakuasi secara paksa ke Selatan sebelum invasi darat dilakukan Israel.
Selain itu Ankara telah mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina yang membutuhkan selama serangan israel. Turki juga melancarkan taktik diplomasi untuk menengahi konflik tersebut, seperti menyerukan Hamas untuk membebaskan 200 sandera warga Israel dan asing di Gaza.
Israel dan Turki baru-baru ini menghangatkan hubungan setelah ketegangan selama satu decade, meskipun serangan terhadap Gaza dapat berdampak pada merenggangnya hubungan kedua negara ini.
