Densus 88 Tangkap 4 WNA Asal Uzbekistan
arnews – Densus 88 Polri menangkap empat warga negara Uzbekistan yang Diduga menyebarkan propaganda terorisme melalui media sosial.
Mereka Diduga terlibat dalam jaringan teroris internasional dan di Timur Tengah Bernama ‘Katiba Tawahid Wal Jihad’.
Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut penangkapan merupakan hasil kerja sama antata Densus 88 dengan pihak Imigrasi Kelas I Jakarta Utata pada Jumat (24/3).
“Tiga dari empat WNA Uzbekistan ini Diduga terlibat dalam aktivitas terorisme melalui propaganda di media sosial dan merupakan bagian dari organisasi terot internasional,” katanya dalam Konferensi pers, Selasa (4/4).
Keempat orang itu melakukan perjalanan dari Istanbul Turki dan Abi Dhabi menuju Indonesia pada 29 Januari. Keempatnya terlebih dulu singgah di Malaysia dan masuk ke Indonesia secara terpisah yakni pada 6 Februari dan 27 Februari.
Selama di Indonesia, Ramadhan mengatakan para tersangka aktif menyebarkan propaganda di berbagai platform media sosial tentang paham terorisme.
Selain itu, mereka juga kedapatan mencari warga negara Indonesia (WNI) yang mempunyai kesamaan pemahaman untuk melakukan aksi terror lewat media sosial.
Keempat WNA asal Uzbekistan itu berinisial BA alias JF (32), OMM (28), BKA (40), dan MR (26). Ramadhan juga menjelaskan tersangka BA alias JF sempat menjadi Direktur pada salah satu misi organisasi terror internasional pada tahun 2021.
Dari hasil pemerikasaan, BA juga sempat pergi ke Turki untuk melakukan propaganda terkait pemahaman radikal.
“Dia bertugas mengorganisir penerimaan dan pengiriman anggota ke kelompok ini untuk mewujudkan niatnya melakukan aksi terror.”
“Saat ini Kementerian Dalam Negeri Uzbekistan membuka kasus criminal terhadapnya terkait propaganda ideologi radikal.
Sementara itu tersangka OMM disebut sebagai pendukung dari kelompok Katiba Tawahid Wal Jihad. Ramadhan menyebut OMM juga sempat pergi ke Suriah pada 2020 sesuai perintah pimpinan.
“Yang Ketiga MR. direktur organisasi Katiba Tawahid Wal Jihad pada 2020 dan pergi ke Suriah. Dimana ia juga menyelesaikan pelatihan terorisme subversive pada tahun 2022,” jelasnya.
Sementara untuk WNA terakhir BKA, ia mengatakan tidak terlibat langsung dalam jaringan teroris tersebut.
Kendati demikian BKA berperan Membuat dokumen palsu dan membantu dalam dukungan keuangan dengan tujuan mensukseskan aspirasi subversive yang dilakukan.
“BKA ini Berdasarkan informasi dari Dinas Keamanan Uzbekistan berada di bawah pemantauan sebagi individu yang memberikan bantuan terhadap Ketiga rekannya,” katanya.
Dalam proses penangkapan tersebut, Petugas juga turut mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya paspor milik keempat tersangka, satu lembat resi penerima moneygram, beberapa Ipad dan handphone, serta beberapa screenshot unggahan yang memuat propaganda.