BMKG Gelar Sekolah Lapang Gempabumi di Kota Cilegon
Cilegon, arnews – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengadakan sekolah lapang gempabumi guna memitigasi dan mengedukasi masyarakat terkait potensi gempa bumi dan tsunami yang rawan terjadi di wilayah Kota Cilegon, yang bertempat di Hotel Royale Krakatau pada Senin (30/5)
Kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi ini diikuti oleh 50 peserta, adapun peserta kegiatan ini merupakan perwakilan dari unsur BPBD Provinsi Banten, BPBD Kota Cilegon, Polsek, Koramil, Puskesmas, Camat, Kepala Desa, Taruga Siaga Bencana (TAGANA), Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB), Sekolah, PMI, SAR, dan Media. BMKG Tangerang juga mengadakan BMKG Goes To School yang diikuti oleh sekolah-sekolah rawan tertanda bencana tsunami di pesisir Cilegon
Kepala Stasiun Geofisika Tangerang, sekaligus ketua pelaksana pada kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi, Suwardi, dalam laporannya menyampaikan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menguatkan peran BMKG sebagai rantai komunikasi dengan masyarakat, membangun sikap tanggap informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, serta mewujudkan masyarakat yang siaga tsunami di kawasan industri yang diakui secara nasional.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami pada BMKG, Bambang Setiyo Prayitno mengatakan Sekolah Lapang Gempabumi ini merupakan salah satu ikhtiar untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, sekaligus membangun sikap tanggap gempabumi dan tsunami bagi masyarakat di Kota Cilegon
“Seperti kita ketahui bersama bahwa gempa bumi belum bisa dipastikan, sehingga dapat terjadi kapan saja. Dengan demikian kegiatan terkait mitigasi bencana penting dilakukan. Sekolah lapang gempa bumi ini merupakan salah satu ikhtiar” katanya.
Ditempat yang sama Sekretaris Daerah Kota Cilegon, Maman Mauludin mengucapkan terimakasih kepada BMKG karena telah menginisiasi dan berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikan kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi ini, mengingat Kota Cilegon sebagai kota industri, penting mengantisipasi terjadinya bencana teknologi. Untuk itu pemerintah mengambil peran mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Di sekolah lapang gempabumi ini dijelaskan bagaimana kesiapsiagaan masyarakat menghadapi gempabumi dan tsunami di Cilegon, serta sesi simulasi dalam ruang (Table Top Exercise – TTX) yang mensimulasikan terjadinya gempabumi M 8.7 yang berpotensi tsunami.(Rj)