Australia Adili Mantan Pilot AS Karena Melatih Tantara China
arnews – Pengadilan Australia mengadili mantan pilot marinir Amerika Serikat, Daniel Duggan, karena melatih tantara China untuk mendarat di kapal induk.
Pengadilan Distrik Kolombia merilis surat dakwaan itu pada Jumat (9/12) lalu. Pengadilan juga membeberkan surat perintah AS untuk eks marinir itu.
“Duggan memberikan peltaihan militer untuk pilot China [melalui sekolah penerbangan Afrika Selatan pada tiga kesempatan pada tahun 2010 dan 2012],” demikian pernyataan pengadilan Distrik Kolombia, dikutip dari CNN.
Ia sekarang berada dalam tahanan di Sydney, dan kembali menghadapi persidangan pada pekan ini.
Polisi Australia sebelumnya menangkap Duggan di kota Orange atas permintaan AS pada Oktober lalu.
Surat dakwaan untuk Duggan mengungkapkan ia diduga terikat kontrak langsung dengan warga China untuk memberikan layanan kepada perusahaan milik negara China.
Selain itu, Dugaan juga harus mengevaluasi pelatihan pilot militer China, pengujiann peralatan terkait penerbangan Angkatan laut dan instruksi tentang taktik yang berkaitan dengan pendaratan pesawat di kapal induk, sebagaimana tercantum dalam kontrak.
Namun, Duggan tak meminta izin kepada pemerintah S untuk memberikan pelathan militer ke China, demikina dikutip dari Straits Times.
Kementerian Luar Negeri pada 2008 memang tlah memberitahu dia memalui e-mail, izin itu diperlukan untuk melatih Angkatan udara asing.
Surat dakwaan itu juga menuduh Duggan sering berpergian ke Australia, AS, China dan Afrika Selatan antara 2009 hingga 2012. Di rentang tahun ini, dia memiliki dua kewarganegaraan yakni AS dan Australia.
Duggan diduga melanggar embargo senjata ke China oleh AS, menyediakan layanan penerbangan di China pada 2010, dan memberikan penilaian pelatihan kapal induk antara sekolah penerbangan Afrika Selatan dan sebuah perusahaan milik negara China.
Kesempatan itu terbentuk untuk memberikan pelatihan pendaratan kapal induk kepada pilot militer China di Afrika dan China.
Duggan disebut berbagi alamt dia di Beijing dengan seorang pengusaha China, Su Bin.
Su Bin ditangkap di Kanda pasa Juli 2014 dan dijatuhi hukuman penajara dua tahun di AS dua tahun setelah mengakui bersalah dalam Kasus peretasan yang melibatkan pencurian desain pesawat militer AS.