arnews.id
arnews.id Media Online

Apa Bedanya Matahari Buatan Jepang Dan China?

144

arnews – Reaktor fusi nuklir yang dijuluki Matahri buatan di Jepang resmi menyala pada wal Desember 2023. Jepang menyusul Keberhasilan China yang juga memiliki Matahari buatan beberapa waktu lalu.

Lantas apa bedanya Matahari milik Jepang dan China?

Matahari buatan Jepang diklaim sebagai yang terbesar didunia. Reactor fusi nuklir ini JT-60SA adalah perangkat fusi yang dihasilkan dari perjanjian internasional di bidang sains antara Eropa dan Jepang, yang dikenal sebagai Broader Approach.

Perangkat ini disebut sebagai perangkat fusi sebagai sumber energi bersih yang aman, besekala besar, dan bebas karbon –  dengan lebih banyak energi yang dihasilkan daripada yang digunakan untuk memproduksinya.

Para pakar membuat reactor fusi nuklir ini di sebuah hangar di kawasan Naka, utara Tokyo. Mesin setinggi gedung enam lantai ini terdisir dari tenpat “tokamak’ berbentuk donat yang berisi plasma berputar dan dipanaskan hingga 200 juta derajat celcius.

Mesin ini terdiri dari tempat “tokamak” berbentuk donat yang  yang berisi plasma berputar dan dipanaskan hingga 200 juta derajat celcius.

Tokamak adalah singkatan dari toroidal’naya kameras megnitnymi katuskhamiyang. Artinya, ruang toroidal dengan koil magnetic.

Secara sederhana, tokamak adalah sebuah mesin yang memproduksi medan megnet yang berbentuk untuk mengurung plasma.

Sementara itu. Proyek Matahari buatan China telah dmulai sejak 2006, Bernama Experimtenal Advanced Superconducting Tokamak (EAST).

Matahri itu Bernama HL-2M Tokamak ini adalah penelitian eksperimen nuklir terbesar dan tercanggih di dunia. Peneliti mengklaim reactor tersebut dapat membuka sumber energi bersih yang kuat dan ramah lingkungan.

Cara ini diklaim akan menciptakan energi yang lebih bersih dan aman daripada reactor nuklir biasa.

Matahari bereaktor nuklir ini menggunakan medan magnet untuk memadukan plasma panas dan dapat mecapai suhu lebih dari 150 juta derajat celcius. Suhu itu 10 kali lebih panas dibandingkan inti Matahari.

Proyek ini menghasilkan beberapa lompatan besar pada beberapa taahun ke belakang., di antaranya menyala selama 17 menit pada 2022.

Matahari buatan ini melibatkan ilmuwan daru 35 negara, yang seperti Matahari buatan Jepang, bertujuan menghasilkan sumber energi baru menggunakan fusi nuklir.

Untuk dapat mewujudkan proyek ini, China bekerja sama dengan sejumlah negara antara lain Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Jepang, India, dan Korea Selatan.

Proyek ini diselesaikan pada akhir 2019 dan terletak di provinsi Sichuan barat daya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.