Alasan Negara-Negara Arab Tidak Mau Bentuk Pasukan Internasional Di Gaza
arnews – Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thai mengungkapkan alasan negara-negara Arab menolak membentuk pasukan perdaaian internasional di jalur Gaza Palestina.
Pembentukan pasukan perdamaian internasional sebenarnya bisa sejalan dengan amanat Resolusi 377a yang diajukan Mesir di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Usulan tersebut kemudian ditindaklanjuti Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres dengan mengadakan pertemuan darurat sidang Manjelis Umum khusus membahas agresi Israel di Palestina dan melahirkan resolusi mendesak gencatan senjata.
Salah satu yang bisa dilakukan PBB adalah memintan kesediaan negara-negara, terutama negara besar untuk berkontribusi dalam membentuk gugus tugas pasukan internasional, meski tidak mengikat.
Kendati demikian, negara-negara Arab tidak setuju pembentukan pasukan internasional tersebut. Al Thani menyatakan langkah yang harus dilakukan dikedepankan adalah upaya diplomasi berupa negoisasi samai antara Israel dengan Hamas.
“Tak seorang pun dari wiyaha ini [Teluk] akan menerima untuk mengerahkan pasukan [mengikuti] tank Israel. Ini tidak bisa diterima,” kata Perdana Menteri Qatar Sheikh Mihammed bin Abdulrahman Al Thani, dikutip dari New Arab, Rabu (133/12).
Al thani juga menentang kekuatan internasional di Gaza dalam kondisi saat ini.
“Kita tidak boleh selalu membicarakan warga Palestina seolah mereka butuh penjaga,” lanjutnya.
Wilaya Palestina yang terbagi oleh dua faksi yang saling bertiai juga dinilai negara-negara Arab membuat pembentukan pasukan internasional yang akan ditugaskan di Palestina akan sulit.
Rakyat Palestina diwakili otoritas Palestina yang hanya menguasai Tepi Barat. Sementara itu, di Jalur Gaza dikuasai kelompok Hamas.
Meski sering berselisih Perdana menteri Palestina Mohammed Shtayyed mengatakan Hamas tidak boleh dihapus.
Ia menegaskan bahwa “Hamas merupakan bagian intergral dari mosaic politik Palestina.”
Sementara itu, AL Thani mengatakan kebrutalan Israel “memperkecil peluang” gencatan senjata.
“Ada tanggung jawab bersama di kita semua untuk menghentikan pembunuhan ini, untuk kembali ke meja perundingan guna menemukan Solusi jangka panjang,” katanya.
Israel melancarkan agresi ke Palestina dan mendeklarasikan perang ke Hams pada 7 oktober.