Zelensky Tuduh China Cegah Negara-Negara Hadiri KTT Perdamaian Swiss
arnews – Presiden Ukraina Vlolodymyr Zelensky menuding China bersikaeras mencegah sejumlah negara untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) perdamaian lantaran tak mengundang Rusia.
Zelensky menyampaiakn pernyataan tersebut di forum keamanan di Singapura, ketika ia berusaha menggalang dukungan bagi konferensi tersebut dan meminta lebh banyak bantuan militer untuk Ukraina, yang telah menyerah kepada pasukan Rusia.
“China, sayangnya saat ini bersikeras untuk mencegah negara-negara lain datang ke konferensi perdamaian,” kata Zelensky kepada wartawan di sela-sela Dialog, yang dihadiri para pejabat pertahanan dari seluruh dunia.
China lewat juru bicara Kementerian Luar Negeri Mau Ning mengatakan konferensi tersebut mendapatkan pengakuan dari Rusia dan Ukraina, partisipasi yang setara dari semua pihak dan diskusi yang adil mengenai semua rencana perdamaian.
“Jika tidak, sulit konferensi ini untuk memainkan peran substansif dalam memulihakn perdamaian,” katanya.
Zelensky juga menyatakan kekecewaannya karena beberapa pemimpin dunia tidak menandatangani konferensi tersebut, dan China memberi Syarat Xi Jinping tidak akan hadir sementara Presiden AS Joe Biden belum memberikan komitmennya.
China mengatakan akan ‘sulit’ untuk hadir jika Rusia tidak berpartisipasi.
Melalui KTT perdamaian tersebut, Kyiv berharap mendapatkan dukungan internasional yang uas atas visinya mengenai syarat-syarat yang diperlukan untuk mengakhiri perang Rusia.
Zelenksy mengatakan pada Minggu bahwa lebih dari 100 negara dan organisasi telah menandatangani konferensi tersebut, dan dia mendesak negara-negara Asia-Pasifik untuk bergabung.
KTT perdamaian tersebut terancam akan dbayangi jika pendukung utama Ukraina, Biden tidak memberikan tanda-tanda bahwa ia akan berpartisipasi.
Zelensy mengatakan China adalaj “alat tangan Putin” dan menuduh Rusia menggunakan pengaruh dan diplomat China untuk melakukan “apa pun untuk mengganggu konferensi perdamaian”.
Meskipun China mengklaim bahwa ia adalah pihak netral dalam konflik Ukraina, Beijing telah dikritik menolak mengutuk Moskow atas serangan mereka.