arnews – Perdana Menteri Fumio Kishida membatalkan kunjungannya ke Asia Tengah, usai Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan kemungkinan terjadinya gempa besar.
kishida sebelumnya dijadwalkan untuk berkunjung ke Kazakhstan, Uzbekistan, dan Mongolia, untuk menghadiri pertemuan regional.
“Sebagai perdana menteri dengan tanggung jawab tertinggi untuk manajemen krisis, saya memutuskan untuk tinggal di Jepang selama seminggu,” kata Kishida, dikutip AFP.
Dia mengakui masyarakat pasti merasa cemas, usai JMA mengeluarkan peringatan ancaman gempa besar.
Pada Kamis (8/8), JMA mengeluarkan peringatan potensi gempa besar usai gempa magnitudo 7,1 mengguncang Prefektur Miyazaki dan menyebabkan delapan orang luka-luka.
JMA mengimbau maysarakat di area hiposentrum di Palung Nankai untuk mengambil tindakan pencegahan bencana. Dalam pernyataanya, JMA menyebut kemungkinan terjadinya gempa besar lebih tinggi dari biasanya.
“Kemungkinan terjadinya gempa bumi besar lebih tinggi dari biasanya, tetapi ini bukan merupakan indikasi bahwa gempa bumi besar pasti akan terjadi,” demikian pernyataan JMA.
Peringatan ini adalah protokol wajib yang dilakukan pemerintah Jepang di bawah sistem baru, menyusul gempa bumi magnitudo 9,0 pada 2011 yang memicu tsunami mematikan dan bencana nuklir.
