Warga Gaza Sebut Bantuan Kemanusian AS Melalui Udara Tak Berguna
arnews – Di tengah blokaso Israel atas pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, sejumlah negara terpaksa mengirimkan bantuan melalui udara menggunakan pesawat.
Sejauh ini Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Prancis, dan Amerika Serikat (AS), berkoordinasi denggan Israel untuk mengirim bantuan ke beberapa titik di Gaza.
Pada Minggu (3/3) lalu, AS menerjunkan bantuan kemanusiaan ke Gaza sebanyak 30 tibu makanan menggunakan tiga pesawat miiter. Penyaluran bantuan ini bekerja sama dengan Angkatan Udara Yordania.
Sejumlah warga Palestina di Gaza mengatakan jumlah bantuan yang diberikan melalui udara terlalu kecil, dibandingkan dengan kebutuhan penduduk yan kelaparan di Gaza.
“Tidak ada gunanya,” kata seorang warga Palestina di Selatan Gaza, Ahmad Mansour, kepada Middle East Eye.
“Banyak bantuan yang justru jatuh ke laut atau ke wilayah yang dikuasai tentara Israel. Ada ribuan orang yang berlarian menuju beberapa paket bantuan. Mereka mempermainkan kami,” kata Mansour.
Dalam sepakan terakhir beredar video yang memperlihatkan ribuan warga berkumpul di pantai Gaza, melihat paket bantuan kemanusiaan yang mendarat di laut.
Ada juga warga yang terpaksa berenang atau menggunakan perahu kecil, demi mengambil bantuan tersebut.
Seorang ibu tiga anak yang tinggal di Selatan Gaza, Samah Al-Kahlot, menyebut sdirinya tak punya peluang untuk menerima bantuan apa pun jika bantuan diberikan dengan cara seperti itu.
“Ketika saya mendengat bahwa Yordania akan memberikan bantuan,, saya langsung lari. Anak-anak saya sudah alam tidak mendapat makanan yang layak,” kata dia.
Ibu berusia 37 tahun iu harus pergi sendiri mengambil bantuan, karena suaminya terluka.
“Syaa tidak bisa berlalri cukup cepat untuk mengambil paket bantuan. Saya juga tidak bisa berenang. Saya akhirnya hanya berdiri menyaksikan orang-orang berlomba-lomba mendapat makanan untuk keluarga mereka. Saat ini kelangsungan hidup adalah untuk yang terkuat,” uangkapnya.
Hingga kini kondisi kemanusiaan di Gaza kian memperihatinkan, di mana banyak waega termasuk perempuan dan anak-anak yang mengalami kekurangan gizi akibat blokade Israel.