arnews – Rusia menyatakan 265 tentara yang berada di pabrik baja Azovstal, Mariupol telah menyerahkan diri pada Selasa (17/5).
“Dalam waktu 24 jam terakhir, 265 milisi meletakan senjata dan menyerah, termasuk 51 orang dalam terluka parah,” kata Kementrian Pertahanan Rusia dikutip dari AFP, pada rabu (18/5).
Para milisi yang terluka langusung dilarikan ke rumah sakit terdekat di kota Novoazovsk untuk diberikan perawatan.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin akan memperlakukan mereka yang ditahan sesuai dengan hukum internasional yang berlaku.
Sementara itu, anggota parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin mengatakan para tentara Ukraina yang tertangkap di Azovstal untuk tidak dibebaskan dan jangan juga dijadikan pertukaran tahanan.
Sebelumnya diketahui, Batalyon Azov Ukraina terperangkap di pabrik baja Azovstal dan dianggap sebagai Nazi oleh Rusia. Karena alasan tersebut Volodin enggan membebaskan mereka.
“Mengenai Nazi, posisi kami harus tetap tidak berubah, mereka adalah penjahat perang dan kami harus melakukan segalanya untuk membawa mereka ke pengadilan,” kata Volodin.
Sejak bulan lalu pasukan Ukraina yang berada di Mariupol terjebak dan berlindung di terowongan bawah tanah di zona industry Azovstal. Mereka terjebak disana karena Rusia menggempur habis-habisan kota Mariupol dan mengirim lebih banyak tentara di kota tersebut.
