arnews – Pelakanaan hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1946 di Bali jatuh pada Senin (11/3), yang diperkirakan berbarengan dengan awal puasa Ramadan 1445.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali mengeluarkan seruan berama dengan mengimbau umat Muslim di Bali untuk melaksanakan salat tarawih di masjid terdekat atau di rumah masing-masing selama Hari Raya Nyepi berlangsung.
“Umat Islam melaksankan salat tarawih di rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki atau di rumah masing-masing dan tidak menggunakan pengeras suara serta lampu Penerangan yang terbatas,” tulis ketua FKUB Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sekahet dalam seruan bersama itu, dikutip dari detikcom, Jumat (8/3).
Majelis agama dan lembaga keagamaan serta instansi terkait ikut menyosialisasikan seruan tersebut kepada seluruh umat beragama di Bali.
“Seluruh masyarakat wajib menaati seruan bersama ini,” imbuhnya.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provons Bali Ismoyo Soemarlan mengaku telah melakukan sosiasliasi seruan berdama dari FKUB itu.
“Iya pakai surat itu kami sebarkan ke ormas-ormas. Kami sebarkan ke MUI Kabupaten/kota,” kata Ismoyo.
Sementara itu Majelis Desa Adat Tabanan mengimbau umat Islam yang melaksanakan salat tarawih tidak menggunakan pengeras suara jika pelaksanaannya berbarengan dengan Hari Raya Nyepi.
“Imbauan yang dikeluarkan tersebut sebagai bentuk toleransi umat beragama dengan tujuan agar pelaksanaan Nyepi dan salat tarawih berjalan lancar,” kata KKetua Majelis Desa Adat Tabanan I Made Tontra di Tabanan, Bali, Jumat (8/3).
Majelis Desa Adat Tambanan meminta untuk umat beragama menjaga toleransi dan saling menghormati pada perayaan Nyepi yang bertepatan dengan Ramadan.
Menurut Tontra, pelaksanaan salat tarawih di Kabupaten Tabanan akan melibatkan pecalang dan kepolisian untuk memastikan ibadah berjalan lancar, aman, dan damai.
“Kami berharap toleransi umat Hindu dan Muslim di Bali di perayaan nyepi dan bulan Ramadan ini tetap terjaga harmonis,” kata Tontra.
