arnews.id
arnews.id Media Online

Pesawat NASA Jadi Yang Pertama Selamat Menembus Badai Matahari

184

arnews – Parker Solar Probe milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) menjadi pesawat Antariksa pertama yang berhasil menembus Badai Matahari dan meneliti lontaran massa koronal (CME).

Pesawat Antariksa yang meluncur sejak Agustus 2018 ini berada dalam paparan CME selama dua hari pada jarak 9,2 juta kilometer dari permukaan matahari.

Sebagai perbandingan, merkurius yang merupakan planet terdekat dengan Matahari berjarak 37 juta kilometer dari Matahari. Bumi sendiri berjarak lebih dari empat kali lipatnya, yakni sekitar 150 juta kilometer.

Dalam sebuah studi diterbitkan dalam The Astrophysical Journal, Parker melewati CMe pada 22 September 2022, melintasi gelombang kejut CME yang merupakan gelombang terdepan.

Peneliti NASA menyebut momen tersebut adalah penelitian CME yang paling dekat dengan Matahari.

“Ini adalah jarak terdekat dengan Matahari ketika kami mengamati CME. Kami belum pernah peristiwa sebesar ini pada jarak terdekat ini,” kata Nour Rouafu ilmuwan di proyek Parker Solar Probe di John Hopkins Applied Physics Laboratory (APL) di Laurel, Maryland, dikutip dari Forbes.

Selama peristiwa tersebut, wahana Antariksa Parker mendeteksi partikel-partikel yang melesat hingga 1.350 kilometer per detik, yang membuatnya setara dengan badai Matahari terdahsyat yang pernah diamati, yakni Carrington Event.

CME sendiri adalah lontaran plasma dan medan magnet yang besar dari Matahari yang sering terbentuk setelah terjadinya suar Matahari. Keduanya berakar pada putaran dan penataan kembali medan magnet Matahari.

Ketika mengarah ke Bumi, CME dapat menyebabkan bafai geomagnetic yang dapat mengubah bentuk medan magnet planet kita, yang di antaranya menyebabkan munculnya aurora.

Namun, beberapa kasus CME yang oarah dapat merusak satelit, melumpuhkan sistem Komunikasi, dan menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran.

Dilansir NASA, sebuah studi pada 2003 berteori CME dapat berinteraksi dengan debu antarplanet di orbit di sekitar bintang kita dan bahkan membawa debu tersebut ke luar.

Para ilmuwan menyebut penelitian lebih lanjut tentang bagaimana peristiwa ini berinteraksi dengan debu antarplanet dapat membantu para ilmuwan memprediksi dengan lebih baik seberapa cepat CME bergerak dari Matahari ke Bumi.

Selain itu, untuk memperkirakan kapan planet ini dapat merasakan dampaknya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.