arnews – Rekaman suara dari seorang penjual dawet yang menceritakan soal kericuhan do Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, masih menjadi misteri. Kepolisian kini tengah menyelidiki rekaman suara itu.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan tim investigasi dari Mabes Polri juga akan mendalami CCTV di Pintu 3 yang memang banyak penjual di sekitar lokasi itu.
“Pintu 3 termasuk CCTV-nya yang dianalisa oleh tim Labfor, Inafis dan penyidik,” kata Dedi, Sabtu (8/10).
Dikutip dari CNNIndonesia.com, Eka, Seorang pedagang kaos kaki yang berjualan tak jauh dari pintu 3 mengaku tidak pernah mengetahui ada penjual dawet di lokasi itu. Sejauh yang ia tahu hanya ada lapak pedagang mabel.
“Di pintu 3 itu adanya Cuma (pedagang) Mebel, mulai dari dulu saya TK itu di sini udah mebel,” kata Eka di lokasi, Minggu (9/10).
Berdasarkan pengamatan, di sisi kanan dan kiri pintu 3 Stadion Kanjuruhan memang hanya terdapat penjual berbagai barang mebel.
Eka juga menyebut saat ada pertandingan si Stadion Kanjuruhan pun tak pernah ada penjual dawet yang berjualan di sekitar pintu 3.
“Iya enggak pernah ada yang jual dawet, emang engga ada sama sekali yang jualan di pintu 3,” katanya.
Sementara, pedagang lainnya yang tidak mau diungkapkan identitasnya juga menyebut tak pernah ada perempuan yang berjualan dawet di Pintu 3 Stadion Kanjuruhan.
“Engga ada itu, adanya laki, itu pun jarang, tapi kayanya jarang pas pertandingan Arema,” ucapnya.
Sebelumnya ramai di media social rekaman suara seorang perempuan yang mengakui berjualan dawet di pintu 3. Dalam rekaman itu, perempuan itu menyebut bahwa suporter banyak yang sudah dalam keadaan mabuk sebelum pecah kericuhan.
“Wong suporter sakdurunge wis ngombe kabeh (suporter sebelumnya sudah pada minum). Yang meninggal pun itu benyak yang berbau alcohol,” kata si penjual dawet pada rekaman suara itu.
Namun tudingan penjual dawet itu dibantah Aremania, yang mengatakan bahwa itu adalah hoaks.
Sebagai informasi, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober lalau usai Persebaya memenangkang pertandingan atas Arema FC. Insiden ini memakan korban hingga 131 jiwa dan ratusan lainya mengalami luka-luka.