Pemain Iran Terancam Hukuman Mati Karena Protes Anti-Pemerintah
arnews – Pemain Timnas Iran, Amir Nasr-zadani diancam hukuman gantung oleh pemerintah atas aksinya mendukung demo hak-hak perempuan di tengah konflik politik yang sedang memanas di negara tersebut.
Daily Mail melaporkan pemain 26 tahun itu dianggap mendukung aksi protes anti-pemerintah yang meluas si Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, perempuan 22 tahun yang meninggal dalam tahanan usai diduga tidak mengkuti aturan berpakaian Islami di negara tersebut.
Dikutip dari Iran Wire, Kantor berita Tasnim yang beafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Republik Islam Iran, Amir dikaitkan dengan kematian Kolonel Eesmaeil Cheraghi yang terbunuh dalam sebuah aksi protes anti-pemerintah.
Tiga hari Kemudian, pada 20 November, dua orang diakabrkan ditangkap. Sebuah video terdakwa kemuadian menyeret nama Amir Nasr-Azadani. Identitas ketiga terdakwa kemudia terungkap, salah satunya Amir Nasr-Azadani.
Meski demikian, sumber Iran Wire mengatakan bahwa Amir memang hadir dalam Beberapa protes nasional, tetapi dia tidak pernah hadir saat peristiwa pembunuhan terjadi.
Iran Wire pertama kali melaporkan penangkapannya pada 24 November, Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Saeed Azari, mantan direktur Klub Zob-e Ahan dan Foulad, mengonfirmasi penangkapan tersebut.
Azari memposting foto Amir dan Voria Ghafouri, dua pemain sepak bola iran yang ditangkap oleh pasukan keamanan, dan menulis: :Seorang pahlawan bukanlah seorang politikus. Dia adalah seorang pria dengan jiwa yang berpikiran bebas.”
Sementara itu, keluarga Amir Nasr-Azadani dikabarkan masih takut untuk berbicara ke public atas berita terkait dirinya.
Pada November lalu, Piala Dunia 2022 juga sempat dihebohkan dengan sikap diam pemain iran saat lagu kebangsaan diputar sebelum pertandingan konra Inggris. Aksi itu diartikan sebagai bentuk dukungan anti-pemerintah.
Merespon kabar ancaman mati tersebut, Serikat pesepak bola professional, FIFPRO menyerukan agar hukuman gantung yang menimpa Amir Nasr-Azadani segera dicabut. Pernyataan tegas itu disamapaikan melalui akun twitter resmi FIFPRO.
“FIFPRO terkejut dan muak dengan laporan bahwa pesepakbola professional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah mengampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar negaranya. Kami berdiri dalam solidaritas dengan Amir dan menyerukan agar hukumannya segera dicabut,” cuit FIFPRO pada Selasa (13/12).