Kimia Farma Tutup 5 Pabrik Untuk Efisiensi
arnews – PT Kimia Farma (Persero) Tbk berencana menutup 5 dari 10 pabriknya dalam rangka efisiensi operasional.
Direktur Utama Kimia Farma David Utama mengungkapkan langkah rasionalisasi itu perlu dilakukan menginat utilitas pasar yang belum optimal. Apabila dibiarkan, hal itu akan menjadi maslah di depan.
“Sebenarnya semenjak Kimia Farma dibentuk, utilitas pabrik yang terpakai itu tidak pernah melebihi angka 40 persen. Jadi waktu ditanya, enak banget bikin pabrik tapi sekarang tanggung jawabnya seperti apa,” kata David saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, seperti dikutip DetikFinance, Rabu (19/6).
Saat dikonfirmasi apakah perusahaan akan melakukan divestasi atau menjual pabriknya, ia belum bisa memastikan.
Namun, perusahaan akan mengikuti aturan terkait karyawan yang terdampak.
“(Karyawann) akan kita jalankan seccara peraturan kalau ada dampaknya kan. Pasti kita jalankan dengan adil sesuai peraturan yang ada,” jelasnya.
Lebih lanjut, David menyebut rasionalisasi tersebut tidak akan dilakukan tahun ini. Pasalnya, perizinannya butuh waktu hingga dua tahun.
Di tempat yang sama Diretkur Utama PT BioFarma (Persero) Shadiq Akasya mengungkap Kimia Farma memang menjadi target pertama upaya restrukturisasi holding BUMN Farmasi melalui satgas bentukan Menteri BUMN Erick Thohir.
“Upaya-upaya Perbaikan tersebut dilakukan terhadap beberapa hal. Pertama, dari semua struktur keuangan, di mana kami dari tim melakukan restrukturisasi, yaitu penataan kembali struktur kredit jangka pendek dan panjang,” jelas Shadiq.
“Kemudian, kami melakukan reconditiongin atau penataan kondisi kredit seperti penurunan suku bunga dan sebagainya. Lalu, rescheduling atau penjadwalan ulang jatuh tempo angsuran,” tambahnya.
Kedua, satgas akan menjalankan reorientasi bisnis. Ini ditempuh dalam rangka pembenahan dan streamlining operation dari berbagai lini bisnis.
Langkah tersebut dilakukan dengan streamling produk dan treatment kepada produk-produk yang overlapping di Bio Farma Group.