arnews.id
arnews.id Media Online

Gadis 16 Tahun Diduga Dibunuh Polisi Iran Saat Ikut Demo

214

arnews – Nasreem Shakarami, ibu dari anak 16 tahun di Iran, mengatakan anaknya dipukuli hingga tewas oleh petugas keamanan saat Gerakan protes melanda negara itu. Ia menolak klaim pemerintah bahwa kematian anaknya Nika, disebabkan jatuh dari gedung.

Nasreen mengatakan pihak berwenang menolak memberitahu keluarga tentang kematian putrinya selama 10 hari. Kepolisian kemudian mengeluarkan Nika dari kamar mayat dan menguburnya di desa terpencil tanpa persetujuan keluarga.

Nasreen mengatakan catatan kematian Nika menunjukan tengkoraknya rusak parah dan luka-lukanya menunjukan bekas pukulasn berung kali di kepala.

Ia juga mengatakan laporan forensic menunjukan bahwa tubuh Nika utuh tetapi tulang dan giginya dan bagian tengkoraknya patah.

“Kerusakannya ada di kepalanya. Tubuhnya utuh, lengan dan kakinya,” ujarnya dikutip dari Guardian, Minggu (9/10).

Sementara itu, seorang gadis remaja lainnya dilaporkan juga telah dibunuh oleh pasukan keamanan. Sarina Esmailzadeh yang berusia 16 tahun dilaporkan tewas ketika pasukan keamanan memukulnya pada aksi protes di Gohardast di Povinsi Alborz pada 23 September lalu.

Demonstrasi di Iran berpusat pada hak-hak perempuan, khususnya tuntutan untuk menghindari hijab yang dipaksakan oleh rezim teokratis.

Dr Allan Hassaniyan, dari Pusat Studi Arab dan Islam Universitas Exeter mengatakan Gerakan itu menandai pertama kalinya sejak Revolusi Islam pada 1979 bahwa masyarakat di wilayah tengah Iran telah menyatakan solidaritas dengan para pemimpin protes yang berkampanye menentang negara.

Protes dimulai di wilayah Kurdi di Iran setelah kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi. Namun, mereka dengan cepat menyebar ke bagian lain Iran, termasuk ibu kota.

Para mahasiswa telah berada di garis depan demonstrasi dan laki-laki telah menyatakan solidaritas.

“Perjuangan gender telah terbukti menjadi dinamika pemersatu yang penting,” kata Hassaniyan.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengecam kereas tindakan pihak berwajib Iran dalam menanganani demonstrasi. Amensty Internasional mengatakan puluhan orang telah tewas di seluruh negeri. Sebanyak 66 demonstran Bahkan tewas dalam satu hari di Kota Zahedan.

“Penembakan meluas oleh pasukan keamanan terhadap pengunjuk rasa hanya memicu kemarahan terhadap pemerintah yang korup dan otokratis,” kata Tara Sepehri Far dari Human Rights Watch.

Leave A Reply

Your email address will not be published.