arnews – Ketua Umum PSSI Erick Thohir buka suara soal sejumlah pemain Timnas Indonesia yang masuk sebagai anggota kepolisian dan harus absen bermain.
Erick menyatakan bahwa proses sejumlah pemain Timnas Indonesia U-20 jadi polisi bermula dari pertemuan di Istana Merdeka. Tindak lanjut pertemuan itu yang kemudian jadi langkah nyata saat ini.
“Memang waktu itu ada pertemuan di Istana Merdeka, bapak presiden menawarkan apa yang bisa berikan setelah sea games. Disitu disampaikan ada yang mau ikut TNI, Polisi, ASN, dan BUMN.
“Tentu prosedur apakah dia masuk kan ada prosedurnya, tentu itu resiko karena tidak mungkin ketika ada keinginan bergabung tap ikan itu kembali lagi. Agar pahlawan ini mendapat kesempatan ke depannya,” tutur Erick dalam sesei konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/7).
Erick menyebut pihak PSSi bakal menelaah dan membicarakan lebih lanjut soal pemain yang jadi anggota kepolisian. Pasalnya mereka harus menjalani pendidikan selama lima bulan dan hal itu membuat mereka kesulitan bergabung ke pemusatan latihan untuk Kualifikasi AFC U-3 dan Asian Games.
“Kita beri kesempatan dulu, apakah nanti ada pembicaraan dengan keplolisian tanpa merusak sistemnya. Intinya tidak boleh ada pemain titipan termasuk untuk kepolisian.”
“Kita tidak mau kalau akhirnya merusak sistem di kepolisian. Tapi akan kita coba bisa gak ada dispensasi, tapi saya tidak bisa memutuskan. Kita akan carikan jalan,” kata Erick.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu juga mengingatkan bahwa tiap pemain punya mimpi masing-masing. Karena itulah keinginan sejumlah pemain untuk jadi polisi tidak bisa diintervensi.
“Kembali ke pemain yang dipanggil, itu pilihan yang harus didukung karena masing-masing punya kepentingan. Bukan pemain menolak main di Timnas tapi mereka punya mimmpi jadi polisi dan tentara. Kita tidak bisa intervensi.”
“Kita mesti saling respect, demokrasi seperti itu. Saya yaki nada jalan keluar tentu ada kepentingan nasional yang lebih tinggi,” ujar Erick.