Anak Buah Luhut Ungkap Masalah Pengganjal Program Kendaraan Listrik
arnews – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktut dan Transportasi Kementeriann Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investari Rachmat Kaimuddin mengungkap kendala yang dialami dalam melaksanakan program kendaraan Listrik.
Kendali itu sedikitnya statius pengisian kendaraan Listrik.
“Yang perlu kita lihat juga baterai swap-nya, charging stationnya, kita akan coba review bagaimana caranya agar bisa lebih banyak lagi,” katanya di Menara Kadin, Jumat (15/12).
Program kendaraan Listrik yang dilaksanakan pemerintah sampai dengan saat ini masih belum memudahkan hasil memuaskan. Padahal, pemerintah menggelontorkan subsidi besar bagi masyarakat yang mau membeli motor dan mobil Listrik.
Sejak berjalan mulai Maret 2023 kemarin, penyerapan subsidi motor Listrik masih seret. Menurut situs Sisapira yang diakses Jumat (1/12) pukul 12.15 WIB, subsidi baru tersalurkan 4.148 unit. Ini berarti masih ada kuota 195.852 unit tahun ini yang tersisa.
Juru Bicara Kemenprin Febri Hendri Arif menjelaskan subsidi kemungkinan tak akan mencapai target 200 ribu tahun ini.
“Kita lihat tampaknya memang tidak akan sampai 200 ribu unit,” katanya di Jakarta, diberitakan Antara, Kamis (14/12).
Febri mengungkap kemapuan produksi motor Listrik mencukupi kebutuhan, namun diakui masalahnya adalah permintaan masyarakat.
“Kalau dari sisi produksi, kita bisa banyak, masalahnya adalah di permintaan masyarakat yang perlu digenjot,” kata Febri.
Meskipun masih seret, Rahmat berharap tahun depan kuota pemberian subsidi motor Listrik sebanyak 200 ribu unit akan tercapai.
Harapan ia ungkapkan terkait percaya diri pemerintah bahwa permintaan motor listrik subsidi yang saat ini hanya 180 unit per hari akan semakin meningkat.
“Masalah (target) 200 ribu kan kita lhat rata-rata hariannya. Saat ini mungkin sekitar 180-an per hari, dari yang sangat kecil menjadi naik. Harapan kita sih mungkin tahun depan tercapai,” katanya.